Suasana alam yang sejuk dan jejak-jejak riwayat perjuangan yang berkesan dapat Anda temukan sekaligus di Gua Selarong yang berlokasi di Dusun Kembang Putihan, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Gua Selarong adalah sebuah gua bersejarah yang terletak di barisan pegunungan kapur dan menyajikan pemandangan yang khas dengan kesejukan alamnya.

Nilai historis yang melekat pada Gua Selarong adalah bahwa gua ini pernah dijadikan markas oleh Pangeran Diponegoro dalam perang gerilya melawan penjajah Belanda. Peperangan yang terjadi antara laskar Pangeran Diponegoro dan Belanda itu dikenal dengan nama Perang Jawa yang berkobar selama 5 tahun, yaitu pada kurun warsa 1825-1830.


Begitu memasuki pintu masuk kompleks Gua Selarong, Anda akan langsung disambut oleh patung Pangeran Diponegoro. Di atas kuda gagahnya, patung sang pangeran dengan pakaian khasnya jubah dan sorban berwarna putih bersih terlihat seolah-olah sedang memimpin pasukannya dengan tangan kanan menunjuk ke depan, ke arah kubu lawan.

Di bagian bawah patung, terdapat relief yang menggambarkan proses perundingan dengan pihak Belanda. Menurut catatan sejarah, perundingan yang diadakan di Magelang, Jawa Tengah, pada tanggal 28 Maret 1830 itu sebenarnya hanya siasat licik Belanda untuk menangkap Pangeran Diponegoro.

Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya Anda mencermati peta obyek wisata yang terpampang di dekat patung Pangeran Diponegoro. Ada sejumlah pilihan obyek wisata yang tergambar di peta tersebut. Setelah itu, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke lokasi gua dengan berjalan kaki.

Di sepanjang jalan menuju lokasi wisata, Anda akan bertemu beberapa orang pedagang, kebanyakan sudah berusia lanjut, yang menjajakan buah-buahan yang merupakan hasil bumi khas Selarong, seperti sawo, sawo kecik, jambu biji, kelengkeng, manggis, pisang, rambutan, dan lainnya.

Di penghujung perjalanan, Anda akan mendapati dua cabang jalur. Jalur ke arah kanan adalah rangkaian anak tangga menuju gua, sedangkan jalur yang menunjuk kiri adalah jalan menuju sebuah sumber air yang bernama Sendang Manik Maya. Untuk mencapai sendang ini, Anda harus melewati jembatan kecil di atas kali kering yang merupakan tempat mengalirnya limpahan air terjun di saat hujan. Selain itu, Anda harus berjalan kaki melewati jalan setapak sejauh kurang lebih 100 meter untuk sampai ke sendang. Sendang Manik Maya ditengarai sebagai sumber mata air abadi yang dahulu digunakan rombongan Pangeran Diponegoro untuk mandi dan bersuci.

Tidak jauh dari Sendang Manik Maya, terdapat sebuah sumber mata air lainnya yang dikenal dengan nama Sendang Umbul Mulya. Sendang ini adalah mata air yang digunakan untuk memasak dan mencuci. Selain dua sendang tersebut, Anda dapat menemukan sejumlah peninggalan sejarah lainnya, termasuk tempat makan kuda milik Pangeran Diponegoro atau yang disebut dengan istilah Gedogan, tempat upacara laskar Pangeran Diponegoro atau Banjaran, serta Mancasan yang pernah menjadi tempat eksekusi seorang pengikut Pangeran Diponegoro yang berkhianat.

Seusai mengunjungi berbagai prasasti sejarah tersebut di atas, Anda dapat menuju ke kompleks gua dengan menyusuri kembali melalui jalan yang sama. Untuk bisa sampai ke kompleks gua, Anda harus menaiki rangkaian anak tangga. Anda tidak perlu khawatir karena setelah mengalami pemugaran, sarana dan prasarana di area Gua Selarong semakin bertambah baik. Anda tidak usah takut mendaki dan melewati medan yang sulit dan curam untuk mencapai mulut gua karena di sana telah dibangun tangga-tangga permanen untuk mempermudah pendakian. Pada setiap 10 anak tangga, terdapat ruang yang cukup lebar tempat yang bisa digunakan untuk menghela nafas sejenak sembari menikmati panorama alam. Selain itu, pohon kamboja dan beberapa jenis pohon lainnya tumbuh di kedua sisi tangga, sehingga terasa teduh untuk perjalanan Anda.

Tiba di tempat tujuan, Anda akan mendapati pelataran gua. Jangan membayangkan yang Anda temui adalah berupa gua berlorong panjang yang gelap, pekat, dan juga pengap. Gua Selarong sebenarnya lebih mirip dengan ruangan atau kamar yang bisa digunakan untuk beristirahat. Terdapat dua buah gua di belakang pelataran. Gua yang berada di sebelah kiri dikenal dengan nama Gua Kakung. Kata “kakung” dalam bahasa Jawa berarti “laki-laki yang dituakan atau dihormati”. Dari namanya saja sudah bisa ditebak bahwa gua inilah yang dahulu menjadi “kamar” atau tempat beristirahat Pangeran Diponegoro. Sedangkan gua yang ada di sisi sebelah kanan bernama Gua Putri, yaitu gua yang ditempati oleh Raden Ayu Ratnaningsih, yang tidak lain adalah istri Pangeran Diponegoro.

Baik Gua Kakung dan Gua Putri, keduanya menjadi bagian dari sebuah gunung kapur yang besar, seolah-olah gunung itu dilubangi di bagian bawahnya dan kemudian menjadi gua yang bisa ditinggali.

Akses transportasi untuk mencapai lokasi obyek wisata Gua Selarong terbilang sangat mudah. Namun, sebaiknya Anda menggunakan kendaraan pribadi karena angkutan umum yang langsung menuju ke Gua Selarong saat ini belum begitu banyak. Hal ini dapat dimaklumi karena lokasi Gua Selarong berada di wilayah perdalaman pegunungan meski sudah memiliki jalan beraspal yang sangat baik kondisinya. Jika Anda datang dari luar kota, Anda dapat menyewa motor atau mobil yang banyak tersedia di Kota Yogyakarta. Gua Selarong berjarak kurang lebih 13 kilometer di sebelah selatan Kota Yogyakarta. Sedangkan jika ditempuh dari Kota Bantul, jarak menuju Gua Selarong adalah sekitar 5 kilometer ke arah utara.

Jika Anda memulai perjalanan dari pusat Kota Yogyakarta (misalnya dari perempatan Kantor Pos Besar/Malioboro/Stasiun Tugu atau perempatan Gondomanan), ada beberapa rute yang bisa Anda tempuh untuk dapat sampai ke obyek wisata Gua Selarong. Patokan dari sejumlah rute ini adalah Jalan Lingkar Selatan (Ring Road Selatan) yang terletak tidak begitu jauh dari pusat Kota Yogyakarta. Apabila Anda berangkat dari Terminal Giwangan, perjalanan Anda akan menjadi lebih mudah karena terminal ini berlokasi di tepi Jalan Lingkar Selatan.

Dari Jalan Lingkar Selatan ini, Anda bisa memilih beberapa rute yang langsung menuju ke lokasi Gua Selarong. Rute pertama adalah dari Jalan Lingkar Selatan menuju perempatan Dongkelan (Jalan Bantul), pilih arah ke selatan sejauh kira-kira 1-2 kilometer hingga tiba di pintu masuk kawasan kerajinan Kasongan, kemudian dilanjutkan ke arah barat dengan jarak kira-kira 3-4 kilometer sampai di perempatan Guwosari/Pajangan. Rute kedua, dari Jalan Lingkar Selatan menuju perempatan Madukismo dan langsung menuju ke arah barat dengan jarak dan tujuan yang sama dengan rute pertama. Setelah tiba di perempatan Guwosari/Pajangan, Anda langsung dapat menuju ke lokasi Gua Selarong dengan mengambil belokan ke arah selatan. Jarak antara perempatan Guwosari/Pajangan dengan lokasi Gua Selarong dapat ditempuh dengan waktu kurang dari 20 menit perjalanan.

Harga tiket masuk ke lokasi tempat tujuan wisata terbilang sangat terjangkau. Anda hanya perlu menyisihkan uang sebesar Rp.2000/orang ditambah tarif parkir. Anda juga tidak perlu menyediakan dana ekstra lagi karena untuk menikmati berbagai ragam wisata di kawasan Gua Selarong tidak dipungut tambahan biaya.

Tidak hanya wisata sejarah dan wisata alam saja yang dapat Anda temui di kawasan wisata Gua Selarong. Keberadaan situs-situs bersejarah di kompleks gua ini juga kerap digunakan sebagai media wisata religius. Ada beberapa kalangan yang berkunjung ke Gua Selarong untuk melakukan napak tilas perjuangan Pangeran Diponegoro yang semasa hidupnya adalah seorang pejuang sekaligus ulama. Para pelaku wisata religius biasanya melakukan ritual meditasi di Gua Selarong, termasuk yang pernah dilakukan oleh Peter Carey, seorang peneliti dari Universitas Cornell, Amerika Serikat, yang menulis buku tentang biografi Pangeran Diponegoro (Suryadi, 2008).

Masih ada lagi sajian wisata yang terdapat di kompleks Gua Selarong ini, yaitu wisata budaya yang dikenal sebagai Grebeg Gua Selarong. Oleh masyarakat setempat dan dikoordinir oleh pihak Pemerintah Kabupaten Bantul, agenda budaya ini dihelat setiap setahun sekali, yaitu pada bulan Juli untuk mengenang waktu hijrahnya Pangeran Diponegoro ke Gua Selarong sekaligus sebagai peringatan hari jadi Kabupaten Bantul. Grebeg ini digelar sebagai wujud rasa syukur warga sekaligus untuk meneladani jiwa kepahlawanan Pangeran Diponegoro. Dalam acara ini, masyarakat membuat satu buah gunungan yang dihiasi berbagai hasil bumi dan nasi gurih. Acara Grebeg Gua Selarong biasanya juga dimeriahkan hiburan bernuansa Islami, kesenian tradisional, dan kirab oleh warga Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul.

Potensi wisata di kompleks Gua Selarong ternyata belum usai sampai di sini. Di sekitar Gua Selarong terdapat sentra kerajinan kayu yang menghasilkan produksi patung, topeng, dan lainnya. Anda dapat menyaksikan dan mencoba secara langsung proses pembuatan kerajinan tangan masyarakat setempat. Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Bantul juga sedang mengembangkan potensi wisata agrowisata di kawasan wisatan Gua Selarong dengan mulai membudidayakan penanaman tanaman klengkeng. Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul juga menyarankan kepada warga sekitar untuk kembali membudidayakan penanaman jambu biji yang selama ini dikenal sebagai buah khas dari Gua Selarong namun kini semakin jarang ditemukan.

Fasilitas pendukung yang tersedia di obyek tujuan wisata ini pun sudah cukup memadai,   antara lain dengan tersedianya fasilitas area parkir yang nyaman dan luas yang dapat menampung belasan kendaraan roda empat, serta tempat parkir khusus untuk sepeda motor dan sepeda kayuh. Kawasan wisata Gua Selarong juga dilengkapi dengan toilet umum, tempat ibadah, berbagai macam permainan anak, dan gardu pandang untuk menikmati pemandangan dengan hamparan lembah yang indah serta pendopo sebagai tempat istirahat. Selain itu, kompleks wisata Gua Selarong juga menjadi tempat yang cocok sebagai bumi perkemahan atau camping ground.

Sebagai oleh-oleh, Anda dapat membeli buah-buahan khas Gua Selarong, seperti sawo, sawo kecik, jambu biji, kelengkeng, manggis, pisang, rambutan, dan lain sebagainya. Sedangkan bagi Anda yang berasal dari luar kota, tidak perlu mencemaskan tentang fasilitas penginapan karena lokasi Gua Selarong tidak begitu jauh dari Kota Yogyakarta maupun Kota Bantul di mana terdapat banyak hotel berbintang hingga kelas melati, wisma, dan beragam tempat peristirahatan lainnya di sana.